Sunday, December 20, 2015

Pentingnya Mengontrol Emosi

Sadarkah kita bahwa dalam sehari-hari, pembicaraan tentang EMOSI menjadi hal yang harus ditutup-tutupi? Sungguh aneh mengingat emosi merupakan bagian yang vital (penting) dalam sehari-hari kita. Namun mengapa dalam pembicaraan kita lebih berfokus pada apa yang kita dan orang lain lakukan atau pikirkan? Sering kali, dalam pembicaraan kita memulai dengan kata-kata "menurut saya…" dan bukan "saya merasa…". atau yang lagi tenar "di situh kadang saya" ...

Kebanyakan dari kita tidak pernah mendapat edukasi tentang emosi. Sebaliknya, kita justru belajar tentang cara yang diterima secara sosial dalam menangani emosi kita. Memprihatinkan jika mengingat kebanyakan dari kita tidak menangani emosi kita dengan cara yang sehat.

Dilansir dari laman huffingtonpost.com, Jumat (20/3/2015), berikut adalah mentalitas paling umum mengenai emosi yang sebaiknya dihilangkan.


1. "Saya harus merasa secara berbeda"

Ada kalanya kita merasa kesal terhadap hal-hal yang menurut orang lain "ah, cuma begitu saja", dan ada kala kita merasa biasa-biasa saja terhadap hal-hal yang orang lain bisa senang jika mengalaminya. Sesungguhnya, tidak ada aturan mengenai apa yang benar dan salah dalam emosi kita. Tidak ada gunanya menyalahkan diri kita saat tidak merasakan emosi yang 'benar'.


2. "Saya tidak bisa mengontrol perasaan

Walau betul tidak seharusnya emosi kita dikontrol masyarakat, bukan berarti sodara harus ada dalam mood buruk selalu. Kita memang tidak bisa mengubah emosi kita dengan jentikan jari. Namun kita bisa mengubah cara kita berpikir dan berperilaku.


3. "Mengungkapkan perasaan akan membuat saya merasa lebih baik"

Saat marah, sodara akan merasa ingin meninju tembok sampai tangan sodara memar. Saat sedih, sodara akan merasa ingin menelefon orang terdekat sodara dan curhat sambil nangis berjam-jam. Sesungguhnya, mengungkapkan emosi akan meningkatkan rangsangan. Bukan berarti sodara harus selalu memendam perasaan, namun akan lebih baik jika anda mencari pelampiasan lain untuk tidak berfokus pada kesedihan atau kekesalan sodara.


4. "Mengontrol emosi sama dengan tidak menunjukkan emosi"

Kadang-kadang orang berpikir mengatur emosi mereka sama dengan bersikap seolah-olah mereka tidak memiliki emosi layaknya robot. Sesungguhnya, kita mempunyai variasi emosi yang luas/universal, namun kita tidak harus dikontrol oleh emosi-emosi itu. Memilih ornag-orang yang bisa menolong sodara merasa lebih baik merupakan keterampilan yang membantu kita tetap sehat.


5. "Orang-orang punya kemampuan untuk membuat saya merasakan emosi"

Sering sekali kita mendengar orang berkata "bos saya membuat saya marah", atau "mertua saya membuat saya kecil hati". Kenyataannya, walau orang lain bisa mempengaruhi perasaan kita, kita lah yang punya kontrol atas emosi kita sendiri.


Mengembangkan kesadaran dan pengertian akan emosi kita akan sulit jika sodara tidak terbiasa berpikir tentang apa yang sodara pikirkan. Padahal, meningkatkan kesadaran diri terhadap emosi kita merupakan kunci dalam membangun kekuatan mental dam mencapai sukses di kehidupan personal dan profesional Anda, Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment